Sungguh tidak manusiawi sebenarnya untuk seorang ibu yang rela menggugurkan bayinya. Walaupun sebenarnya dia tidak menginginkannya, apa dia gak berpikir sedikitpun tentang bayinya, kalau anaknya juga ingin merasakan hidup di dunia, merasakan kasih sayang orang dari orang tuanya. Tentang bagaimana perasaannya kalau ia tahu kalau ia sangat tidak diinginkan oleh ibunya.
Everything About Life
It's true that we don't know what we've got until we lose it, but it's also true that we don't know what we've been missing until it arrives.
Kamis, 01 Agustus 2013
Life Lessons The Story of A Child Who Aborted By It's Mother - Wattpad
Life Lessons The Story of A Child Who Aborted By It's Mother - Wattpad
Kamis, 25 Juli 2013
MALAM NUZULUL QUR'AN
❥ Bacalah Al-Qur'an setiap hari 1 juz.
❥ Kalau tidak mampu, bacalah separuh juz.
❥ Kalau tidak mampu, bacalah satu halaman atau satu surat.
❥ Kalau tidak mampu, cukuplah dengan SATU ayat.
❥ Kalau tidak mampu juga,cukuplah hanya dengan memandang Al-Qur'an dan tanyalah kepada diri sendiri.
❥ YA ALLAH, apakah dosaku sehingga aku tidak dapat membaca Ayat-ayat MU ?
Minggu, 07 Juli 2013
Favourite Lines
Will you still love me
When I'm no longer young and beautiful?
Will you still love me
When I've got nothing but my aching soul?
I know you will, I know you will
I know that you will
Will you still love me when I'm no longer beautiful?
Jumat, 19 April 2013
CERITA SEDIH SEORANG OPA
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara.
Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan iaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak.
Lalu Sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yg mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya.
Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit2an.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat.
Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kita masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua ...
Like : Strawberry
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara.
Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan iaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak.
Lalu Sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yg mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya.
Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit2an.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat.
Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kita masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua ...
Like : Strawberry
Selasa, 18 Desember 2012
Story - Why Woman Cry?
Watch her eyes.
A little boy asked his mother, "Why are you crying?"
"Because I'm a woman," she told him.
..."I don't understand," he said.
His Mom just hugged him and said, "And you never will."
Later the little boy asked his father, "Why does mother seem to cry for no reason?"
"All women cry for no reason," was all his dad could say.
The little boy grew up and became a man, still wondering why women cry.
Finally he put in a call to God.
When God got on the phone, he asked, "God, why do women cry so easily?"
God said:
"When I made the woman she had to be special.
I made her shoulders strong enough to carry the weight of the world,
yet gentle enough to give comfort.
I gave her an inner strength to endure childbirth and the rejection that many times comes from her
children.
I gave her a hardness that allows her to keep going when everyone else gives up,
and take care of her family through sickness and fatigue without
complaining.
I gave her the sensitivity to love her children under any and all circumstances,
even when her child has hurt her very badly.
I gave her strength to carry her husband through his faults and fashioned her from his rib to protect his heart.
I gave her wisdom to know that a good husband never hurts his wife,
but sometimes tests her strengths and her resolve to stand beside him
unfalteringly.
And finally, I gave her a tear to shed. This is her?s exclusively to use whenever it is needed."
"You see my son," said God,
"The beauty of a woman is not in the clothes she wears,
the figure that she carries,
or the way she combs her hair.
The beauty of a woman must be seen in her eyes,
because that is the doorway to her heart - the place where love resides."
Sabtu, 27 Oktober 2012
Speak of Truth and Love
Some people are meant to fall in love with each other, but are not meant to be together.
The hardest part of acting like you don't care, is knowing how much you actually do.
The hardest part of acting like you don't care, is knowing how much you actually do.
Kamis, 16 Agustus 2012
Which Type of Love are You In Now?
There is someone happy & someone sad.
There will be no balance.
It is very hard to balance.
Love is not a game.
You can’t say “That’s not Fair”.
Love is a weird thing.
You can’t earn Love like we earn money.
You work hard & you can earn more. No, you can’t.
Moreover, we absolutely can’t buy Love with money.
We can fight for Love but we can’t force to Love.
Time will heal a wounded heart.
However, we cannot measure Love with Time.
Love is not something like “First Come, First to Serve”.
Love is about feeling, feeling between a man & a woman.
Two hearts become one. That is Love.
Love can bring Joy & Peace to this world.
Love at the first sight, True Love, Long Term Love, Hot Love, Peaceful Love, Tender Love, Puppy
Love, Fancy Love & more…….
Which type of Love are you in now?
There will be no balance.
It is very hard to balance.
Love is not a game.
You can’t say “That’s not Fair”.
Love is a weird thing.
You can’t earn Love like we earn money.
You work hard & you can earn more. No, you can’t.
Moreover, we absolutely can’t buy Love with money.
We can fight for Love but we can’t force to Love.
Time will heal a wounded heart.
However, we cannot measure Love with Time.
Love is not something like “First Come, First to Serve”.
Love is about feeling, feeling between a man & a woman.
Two hearts become one. That is Love.
Love can bring Joy & Peace to this world.
Love at the first sight, True Love, Long Term Love, Hot Love, Peaceful Love, Tender Love, Puppy
Love, Fancy Love & more…….
Which type of Love are you in now?
Langganan:
Postingan (Atom)